Damai Di Perbatasan Desa Napan RI-RDTL

  • ekoerdy
  • Oct 22, 2016

[caption id="attachment_93" align="aligncenter" width="197"]TNI Perbatasa Harmonisnya Pasukan RI Bersama Pasukan RDTL Di Perbatasan Napan.[/caption] Harmonisnya Pasukan dan Warga di Perbatasan Napan  Lepasnya Provinsi Timor Timur dari Indonesia pada 1999 membuat warga di sana terbelah. Ada yang tetap menjadi WNI, ada juga yang memilih hijrah ke Timor Leste. Di Perbatasan Napan-Distrik Oeccusse, kekerabatan warga warga kedua wilayah amat akur dan harmonis. Pasukan penjaga pun solid.  Karena ada kesamaan budaya dan adat istiadat, maka hubungan warga di RDTL dan RI khususnya Oekusi dan Napan, TTU, terjalin baik. Mereka saling berkunjung hanya dengan menggunakan Pas Lintas Batas berwarna merah, Ungkap Kepala Desa Napan Yohanis Anunu. Warga yang keluar masuk wilayah RDTL harus memiliki pas lintas batas atau (border crossing movement), yang dikeluarkan imigrasi dan mendapat pengesahan dari TNI dan Polri yang juga ada di Perbatasan Napan. Warga bisa keluar masuk dengan pas lintas batas ini. Tidak ada larangan, yang penting warga melengkapi dokumen yang diminta untuk pembuatan pas lintas batas, kata Sekertaris Desa Napan Marselus Siki,  setiap sabtu di wilayah perbatasan itu selalu ramai karena banyak warga dari kedua negara saling mengunjungi. Menariknya, menurut Marselus Siki, setiap bulan warga Timor Leste dari Distrik Oecusse dan warga Napan, TTU, bertemu di pasar perbatasan. Sekarang sudah ada pasar bersama yang digelar setiap akhir bulan atau minggu keempat Yang diadakan pada hari Jumat. Para pedagang dan penjual dari kedua negara bertemu dan bertransaksi di titik batas, sekalian saling lepas Kangen, tegasnya. Karena rasa kekeluargaan yang erat pula, setiap ada kegiatan adat dua pihak saling memberi tahu. Lebih-lebih jika ada kabar duka. Bahkan ada yang nekat menerobos batas negara, atau ada yang nekat lewat jalan tikus. Hubungan antara petugas di pos penjagaan Indonesia dan Timor Leste cukup harmonis. Dua pihak bahkan kerap saling mengunjungi. Selain petugas keamanan, warga di sana penuh nuansa kekeluargaan. Kondisi itu tecermin di Desa Napan. Hampir semua warga di sini masih memiliki satu nenek moyang dan Budaya juga sama. Data yang diperoleh, di antara 1.036 jiwa warga Desa Napan, 507 warga adalah eks penduduk Timor Timur yang bergabung dengan WNI. Sebagian besar warga Desa Napan memiliki kerabat di Timor Leste. Yang menarik, sebagian besar di antara mereka tak memiliki paspor, sehingga keluar masuk menggunakan pas lintas batas. Warga Napan pun sudah terbiasa memasuki wilayah Timor Leste. Salah satu faktornya adalah hewan ternak. Ternak milik warga Desa Napan kerap jalan-jalan hingga masuk wilayah Timor Leste. Jika sudah sore, baru kami cari. Pasti nyarinya ke Tilos (Timor Leste, ), tutur Yasintus, seorang warga Napan, dan menambahkan, Sejauh ini tidak pernah ada masalah terkait hubungan warga dua negara.